Langsung ke konten utama

Makanan Daerah yang Dimodifikasi


Makanan Khas Daerah Dimodifikasi


Indonesia memiliki beragama pangan yang tersebar di berbagai daerah. Makanan khas daerah juga menjadi ciri khas dari daerah asalnya. Sehingga makanan khas daerah juga dapat mendukung pariwisata daerahnya. Panganan khas daerah Indonesia akan menjadi daya tarik pariwisata lokal maupun mancanegara untuk datang ke daerah-daerah Nusantara.

A. Kewirausahaan Produk Makanan Khas Daerah

Kewirausahaan bidang makanan olahan dapat menjadi ide alternatif. Apalagi Indonesia merupakan negara yang kaya akan panganan khas daerah. Sebagai seorang wirausahawan pemula sangat dianjurkan untuk lebih kreatif dan inovatif dengan wirausaha yang dijalankannya, artinya selalu melakukan diversifikasi produk atau pengembangan produk agar memiliki varian lebih dan mempunyai kelebihan dibanding pesaingnya. Inovasi juga dilakukan agar konsumen tidak jenuh/bosan dengan produk yang sudah ada. Walaupun produk khas daerah, inovasi tetap bisa dilakukan, baik inovasi dari sisi rasa, bentuk, maupun kemasannya.

 Ayam rendang yang dimodifikasi dari Sumatera Barat



B. Produk Makanan Khas Daerah

1. Nabati      : Negasari
                      ➭ Papeda

2. Hewani    : ➭ Dadih
                      ➭ Telur asin
                      ➭ Rendang
                      ➭ Ikan asin

C. Bahan untuk Pengembangan Makanan Khas Daerah

Bahan yang digunakan dalam pengolahan pangan di bagi menjadi 3 yaitu   :

1. Bahan Baku Utama

Bahan baku adalah bahan utama yang paling banyak penggunaannya pada sebuah produk pangan. Bahan baku dapat berupa bahan nabati dan hewani.

2. Bahan Tambahan Pangan 

Bahan Tambahan Pangan adalah bahan/campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk memperbaiki sifat atau
bentuk produk pangan. Bahan Tambahan Pangan ditambahkan sesuai kepentingan dan tujuannya.
Contoh bahan tambahan  :
• Pemanis 
• Pembentuk gel 
• Pengatur keasaman
• Pengawet 
• Pengembang 
• Pengemulsi 
• Penguat rasa 
• Perisa 
• Pewarna 

Tujuan modifikasi :
1. variasi rasa dan bentuk
2. memperpanjang usia produk
3. meningkatkan tingkat higine produk

Pengemasan dan Pemasaran

1. Pengemasan

a. Fungsi Kemasan
  • Melindungi produk dari lingkungan luar
  • Melindungi dari benturan
  • Untuk penanganan, distribusi, memberi informasi, daya tarik pembeli
2. Pemasaran
Pemasaran memiliki fungsi penting yaitu untuk mencapai tujuan usaha dalam rangka memperoleh laba.
Strategi pemasaran terbagi menjadi 4, yaitu :
a.  Produk
Beberapa hal yang penting diperhatikan mengenai produk adalah :
• Kualitas yang mampu menjawab dan memuaskan keinginan konsumen,
• Kuantitas yang sanggup memenuhi kebutuhan pasar,
• Penciptaan produk baru yang inovatif sesuai keinginan konsumen,
• Penciptaan nilai tambah pada produk

b. Harga
Pada penetapan harga produk, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah:
• Mempertimbangkan harga pokok produksi
• Menyesuaikan harga produk dengan pasar yang kita bidik
• Melakukan perbandingan harga dengan produk sejenis yang sudah ada di pasar.
c. Tempat
Beberapa pertimbangan dalam penetapan tempat menjual produk, bisa dilakukan sebagai berikut:
• Lokasi penjualan sebaiknya yang mudah dijangkau konsumen
• Lokasi penjualan yang memiliki fasilitas yang memuaskan konsumen.
• Lokasi yang mempunyai nilai tambah: ada arena bermain anak dan keluarga, suasana belanja dan bertamasya

d. Promosi

Beberapa saluran promosi yang dapat digunakan dalam membantu meningkatkan penjualan produk, dapat melalui media sosial, blog dan/atau website. Juga dapat dilakukan dengan mengikuti bazarbazar yang banyak dilakukan oleh berbagai instansi/organisasi di lingkungan sekitar.

6. Aspek Produksi

Di bagian ini diuraikan semua aspek produksi secara detail meliputi peralatan yang diperlukan, bahan baku, bahan kemasan, bahan tambahan pangan dan teknologi proses pengolahannya.

7. Aspek Keuangan

Perhitungan biaya produksi meliputi biaya investasi, biaya tetap, dan tidak tetap (variabel).
Beberapa aspek keuangan yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Investasi Alat dan Mesin
Investasi alat dan mesin, yaitu pembelian perlengkapan alat dan mesin produksi yang dibutuhkan untuk proses produksi.
b. Biaya Tidak tetap (Variabel)
Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah produksi, jadi sifatnya tidak tetap, dapat berubah sesuai jumlah produksinya. Contoh : biaya bahan baku, bahan pembantu, dan bahan kemasan.
c. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang jumlahnya tetap setiap bulannya, berapa pun jumlah produksinya. Contoh : biaya tenaga kerja, listrik/air, gas, penyusutan alat, dan lainnya.
d. Total biaya
Tota biaya adalah jumlah keseluruhan biaya tidak tetap dan biaya tetap.
e. Harga Pokok Produksi (HPP)
Harga Pokok Produksi adalah harga pokok dari suatu produk, dimana jika dijual dengan harga tersebut, maka produsen tidak untung dan juga tidak rugi.
f. Harga Jual
Harga jual adalah harga yang harus dibayarkan pembeli untuk mendapatkan produk. Harga jual ini meliputi harga dari pabrik dan harga konsumen.
g. Penerimaan Kotor
Penerimaan kotor adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan, sebelum dipotong total biaya.
h. Pendapatan Bersih (Laba)
Pendapatan bersih adalah jumlah penerimaan uang yang didapatkan oleh perusahaan, setelah dipotong total biaya.

8. Aspek Pemasaran

a. Tahap pertama dimulai dengan yang kecil, pengenalan produk kepada teman  dekat, teman sekolah, tetangga di sekitar komplek, atau teman bermain. Berilah sedikit tes produk agar mereka bisa mencicipi asinan buah buatan kamu supaya mereka tertarik membeli.
b. Bila produk mulai dapat diterima dan banyak penggemar, lalu merambah pasar    baru dengan menitipkannya di warung, di toko, atau di kantin sekolah.
c. Manfaatkanlah teknologi internet dan jejaring sosial untuk memperluas pemasaran.
d. Gunakan penjualan yang kreatif yang hanya sedikit orang menjalaninya.






















Komentar